Kenali Perbedaan Gejala Klamidia Pada Pria dan Wanita

Klamidia, infeksi menular seksual yang umum, seringkali tidak terdeteksi karena sifatnya yang asimtomatik pada kebanyakan kasus. Secara statistik, sebagian besar individu yang terinfeksi klamidia mungkin tidak mengalami gejala yang terlihat. Ketiadaan gejala ini dapat menyesatkan, karena infeksi tetap aktif dan dapat ditularkan meskipun tidak ada tanda yang jelas.

 

Jika gejala muncul, biasanya muncul antara 1 hingga 3 minggu setelah berhubungan seks tanpa perlindungan dengan pasangan yang terinfeksi.

 

Namun, penting untuk dicatat bahwa bagi beberapa individu, gejala mungkin tidak muncul sampai beberapa bulan kemudian. Gejala, ketika terjadi, bisa bersifat sementara dan mungkin hilang setelah beberapa hari. Penting untuk dipahami bahwa hilangnya gejala tidak sama dengan penghilangan infeksi. Akibatnya, infeksi masih dapat ditularkan ke orang lain.

Di antara wanita, sekitar 70% tidak mengamati gejala apa pun ketika terinfeksi klamidia. Mereka yang mengalami gejala mungkin menghadapi berbagai masalah, seperti :

• Ketidaknyamanan saat Buang Air Kecil: Wanita yang terinfeksi klamidia sering mengalami rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil, menandakan iritasi pada saluran kemih.
• Keputihan yang Tidak Normal: Perubahan pada keputihan, baik dari segi warna, konsistensi, atau bau, sering kali menjadi indikator awal infeksi klamidia pada wanita.
• Nyeri Panggul atau Perut: Sensasi nyeri atau ketidaknyamanan di area panggul atau perut bawah dapat menunjukkan penyebaran infeksi ke area reproduksi internal.
• Nyeri saat Berhubungan Seksual: Wanita mungkin mengalami nyeri atau ketidaknyamanan selama atau setelah berhubungan seksual, yang menunjukkan peradangan pada organ reproduksi.
• Pendarahan Pasca Hubungan Seksual: Pendarahan yang tidak biasa setelah berhubungan seksual dapat menjadi gejala peradangan atau iritasi pada leher rahim.
• Pendarahan di Antara Periode Menstruasi: Pendarahan yang tidak teratur di luar siklus menstruasi normal bisa menjadi tanda adanya masalah pada organ reproduksi.

Penting untuk mencatat bahwa jika klamidia tidak diobati, risiko terkena penyakit radang panggul (PID) meningkat, yang berpotensi menyebabkan masalah serius seperti kehamilan ektopik dan infertilitas.

Gejala pada Pria - Identifikasi dan Risiko

Sama halnya dengan pria, setidaknya setengah dari mereka yang terinfeksi klamidia mungkin tidak menyadari gejala apa pun. Bagi mereka yang mengalami gejala, gejala umum meliputi : 

• Nyeri saat Buang Air Kecil: Mirip dengan wanita, pria yang terinfeksi klamidia mungkin mengalami nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, menunjukkan iritasi pada uretra.
• Keluarnya Cairan dari Penis: Cairan yang tidak biasa, seperti putih, keruh, atau encer, dari ujung penis merupakan tanda umum klamidia pada pria.
• Sensasi Terbakar atau Gatal di Uretra: Rasa terbakar atau gatal di dalam uretra (tabung yang mengeluarkan urine dari tubuh) sering terjadi pada infeksi klamidia.
• Nyeri di Testis: Nyeri atau pembengkakan pada testis bisa terjadi, menandakan penyebaran infeksi ke bagian reproduksi pria.

Pada pria juga dapat terinfeksi klamidia di area rektum (pantat), biasanya akibat menerima hubungan seks anal. Gejala tidak sering terjadi, tetapi Anda mungkin memperhatikan:

• Anus yang Sakit atau Gatal: Salah satu gejala umum adalah rasa sakit atau gatal di sekitar anus, yang menandakan iritasi atau peradangan.
• Keluarnya Cairan atau Pendarahan dari Anus: Anda mungkin mengalami keluarnya cairan atau pendarahan dari anus, yang merupakan indikasi infeksi di area tersebut.
• Diare: Perubahan pada pola buang air besar, seperti diare, bisa terjadi akibat infeksi klamidia di rektum.
• Pembengkakan di Sekitar Anus: Pembengkakan atau iritasi di sekitar anus juga dapat terjadi, menunjukkan adanya peradangan.

Jika tidak diobati, klamidia pada pria dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk peradangan pada epididimis dan testis, yang dapat memengaruhi kesuburan.

Memahami gejala ini secara mendetail sangat penting untuk deteksi dini dan pengobatan efektif infeksi klamidia, serta untuk menghindari komplikasi jangka panjang.

Baca disini : Komplikasi Akibat Klamidia pada Pria dan Wanita

Kesimpulan 

sangat penting untuk memperhatikan gejala-gejala klamidia dan segera melakukan konsultasi di Klinik Kirana jika Anda mengalami atau khawatir akan gejala tersebut. Pemeriksaan dini tidak hanya membantu dalam diagnosis yang akurat, tetapi juga mencegah komplikasi serius yang mungkin timbul akibat infeksi yang tidak diobati. Di Klinik Kirana, kami menyediakan layanan konsultasi profesional dan terpercaya untuk membantu Anda menjaga kesehatan reproduksi dengan optimal.