Ini 8 Penyebab Penis Sakit dan Nyeri Setelah Berhubungan, Segera Ambil Tindakan!

Nyeri pada penis setelah berhubungan seksual bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti iritasi, cedera atau luka pada penis, terjadi infeksi, hingga terpapar penyakit menular seksual. Rasa sakit pada kemaluan pria dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga harus segera ditangani oleh dokter untuk mengetahui penyebabnya. Ini 8 penyebab penis sakit dan nyeri setelah berhubungan yang jadi sumbernya.

1. Peyronie

Peyronie merupakan sebuah kondisi pembengkokan pada penis akibat dari pembentukan plak fibrin dan kolagen di bagian bawah atau atas penis. Akibatnya, penis tidak dapat ereksi dengan sempurna dan menimbulkan rasa sakit. Apabila kamu mengalami kondisi ini, kemungkinan besar penis akan mengalami disfungsi yang sangat mengganggu. Tidak hanya soal fungsional, beberapa kasus peyronie juga membuat penderitanya mengalami gangguan depresi. 

Sejauh ini masih belum ada data khusus untuk peyronie. Akan tetapi, di Indonesia sendiri diperkirakan kasus disfungsi ereksi mencapai 20% hingga 40% dari total populasi. Ada dua solusi yang bisa kamu lakukan untuk mengobati peyronie, yaitu medikamentosa (pengurangan rasa nyeri dan inflamasi) dan terapi pembedahan.

2. Terinfeksi Penyakit Seksual Menular (PMS)

Selain Peyronie, penyebab lain yang cukup mengerikan adalah terkait kemungkinan penyakit seksual menular atau PMS. Sebagian besar jenis penyakit menular seksual memang rentan datang saat atau setelah berhubungan dengan pasangan. Kemungkinan ini akan lebih besar lagi jika kamu berhubungan secara sembarang (seks bebas dan hal tidak aman lainnya).

Beberapa contoh penyakit yang berpotensi adalah seperti Gonore, Sifilis, Klamidia, dan lain sebagainya, termasuk HIV. Apabila dibiarkan, penyakit tersebut bisa terus merusak tubuh dan mengakibatkan beberapa masalah lainnya seperti kemandulan dan kematian. Secara umum, gejala penyakit menular seksual antara lain:

• Sakit ketika ejakulasi
• Terasa sakit saat buang air kecil (kadang menimbulkan rasa terbakar juga)
• Munculnya ruam dengan efek gatal-gatal
• Benjolan di sekitar penis 

Jika mengalami gejala terkait, ada sebaiknya langsung periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan khusus. Apabila terindikasi PMS, sebaiknya hindari dulu berhubungan dengan pasangan agar tidak semakin parah dan menyebar.

3. Priapismus

Priapismus / priapisme merupakan sebuah kondisi dimana pria mengalami ereksi dalam jangka waktu yang panjang meskipun tidak ada stimulus seksual. Biasanya penyakit ini juga diiringi oleh rasa sakit yang dapat berujung pada kerusakan permanen pada penis. Seseorang bisa dikatakan priapismus dengan gejala ereksi selama 4 jam tanpa sebab. 

Meskipun batang penis berada dalam kondisi ereksi, bagian kepala tetap lunak. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat berkembang menjadi disfungsi ereksi. Selain itu, ereksi tanpa hasrat seksual juga cukup membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu karena efek tidak nyaman yang ada.

4. Balanitis

Sunat atau sirkumsisi adalah proses pemotongan kulit pada ujung penis dengan tujuan pembersihan dari segala jenis kotoran yang ada. Salah satunya yaitu balanitis ini. Balanitis merupakan sebuah penyakit berupa infeksi pada bagian kulup atau kulit kepala penis. Kebersihan penis yang tidak terjaga menjadi penyebab utamanya. Potensinya bisa lebih besar apabila penis tidak dibersihkan secara rutin.

Meskipun begitu, bukan berarti pria bersunat tidak memiliki potensi sama sekali. Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain bengkak, kulup berwarna kemerahan, kulup lebih ketat dan rapat, dan keluar cairan abnormal. Selain itu, balanitis juga memberikan efek gatal, sensitif, dan nyeri di sekitar alat kelamin.

Lihat tips membersihkan penis dengan benar dan aman di artikel ini

5. Infeksi Saluran Kencing

Sumber Gambar: Canva Pro Collection

Infeksi saluran kencing / kemih atau ISK bisa jadi pemicu rasa sakit pada penis selanjutnya. Contoh infeksi yang menyebabkan rasa nyeri tersebut adalah ketika terjadi di bagian saluran bawah kandung kemih dan uretra. 

Infeksi tersebut bisa berasal dari bakteri menular di sekitar uretra dan terus bergerak di sekitar batang penis. Hubungan seksual tanpa pengaman (kondom) bisa jadi penyebab utama. Tidak hanya itu, ISK juga bisa terjadi jika kamu sering menahan buang air kecil. Beberapa gejala dari ISK meliputi:

• Muncul rasa sakit di sekitar rektum
• Urine berwarna keruh dan berbau menyengat
• Naiknya frekuensi buang air kecil, tetapi hanya keluar sedikit
• Urine berdarah diiringi dengan efek terbakar

Tidak hanya pada pria, ISK ini juga bisa terjadi pada wanita.

6. Disebabkan oleh Cedera atau Trauma

Penyebab lain penis terasa sakit setelah berhubungan adalah karena terjadi cedera sebagai akibat dari aktivitas seksual. Beberapa contoh penyebab adanya cedera pada penis dapat berupa:

• Perlakuan kasar saat berhubungan seksual
• Memasukkan atau menggunakan benda berbahaya pada penis

Selain itu, dorongan pada penis juga berbahaya karena dapat membuat penis tertekuk dan menyebabkan rasa sakit.

7. Kanker

Penyebab lain dari rasa sakit pada penis adalah potensi terhadap penyakit kanker. Penyakit yang satu ini harus mendapat penanganan cepat mengingat statusnya sebagai penyakit ganas pada pria. Dengan rasio 1:100.000, kanker penis juga ada kemungkinan berkaitan dengan penyakit seksual lainnya, seperti HPV, kutil kelamin, radang, phimosis, dan lain sebagainya.

Sel kanker yang berkembang menjadi tumor di batang penis ini memiliki ciri berupa benjolan dengan rasa sakit ketika penis ereksi. Selain itu, penis juga akan berwarna kemerahan diiringi rasa gatal dan iritasi di sekitar penis. Gejala lainnya yaitu terjadinya perubahan warna dan ketebalan pada kulit penis, urine berdarah, serta rasa terbakar di dalam penis.

8. Hipersensitivitas

Pada dasarnya, penis memang memiliki tingkat sensitif yang cukup tinggi, khusus di sekitar kepala. Meski begitu, kepala penis juga dapat mengalami hipersensitivitas atau terlalu sensitif.

Sunat sering dijadikan sebuah solusi untuk mengatasi hipersensitivitas pada penis. Kulit bagian luar kepala. Meski begitu, beberapa ahli juga mengatakan bahwa sunat atau sirkumsisi tidak sepenuhnya berpengaruh. Jadi, akan lebih baik jika dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Penis yang terlalu sensitif ini menyebabkan terjadinya rasa ngilu dan nyeri ketika terjadi gesekan. Penis yang terlalu sensitif juga biasanya dapat menimbulkan ejakulasi dini ketika berhubungan dengan pasangan.

Kapan Harus ke Dokter Jika Penis Terasa Sakit

Sumber Gambar: Canva Pro Collection

Rasa sakit pada penis dapat mempengaruhi rasa nyaman dalam menjalani aktivitas setiap harinya. Tidak sampai di situ saja, adanya kemungkinan tentang penyakit menular seksual juga sangat berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang lain, khususnya pasangan. Kamu disarankan ke dokter untuk periksa apabila mengalami gejala dari beberapa penyebab di atas. Secara umum, kamu bisa periksa jika terjadi:

• Efek bakar dan rasa sakit di bagian ujung penis
• Rasa tidak nyaman pada skrotum seperti pegal dan berat
• Ereksi yang terasa sakit
• Nyeri pada testis atau di sekitar pangkal penis
• Sakit pada saat buang air kecil dan berhubungan

Pencegahan dan Cara Mengobati Penis Nyeri

Pencegahan dan cara mengobati rasa nyeri pada penis dapat berbeda tergantung dari penyebabnya. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik jika terdapat indikasi penyakit menular seksual atau infeksi saluran kencing. 

Sedangkan Untuk kasus peyronie sendiri, kamu bisa mendapat suntikan khusus untuk meringankan plak yang jadi sumber utamanya. Penyuntikan fenilefrin biasanya lebih ditujukan untuk penderita priapismus. Sedangkan pada kanker, tentu saja memerlukan tindakan lebih lanjut, mulai dari kemoterapi hingga operasi.

Dari penjelasan 8 penyebab penis terasa sakit setelah berhubungan di atas, semuanya dapat dikurangi resikonya dengan menjaga kesehatan sekaligus tata cara yang benar selama berhubungan. Lakukan konsultasi ke dokter di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan sejenis untuk mendapat solusi terbaik.

Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial