16 Penyebab Vagina Terasa Sakit, Panas dan Gatal Saat atau Setelah Berhubungan
Berhubungan dengan pasangan harusnya menjadi momen intensif bersama yang nyaman dan menyenangkan. Akan tetapi, terkadang ada beberapa efek yang terjadi di momen tertentu. Salah satunya adalah vagina yang terasa sakit atau gatal setelah berhubungan. Rasa sakit dan gatal tersebut bisa berupa efek pedih berlebih atau sensasi panas pada vagina.
Ada berbagai kondisi yang menjadi penyebab vagina gatal dan sakit setelah berhubungan intim. Beberapa di antaranya bersifat sementara dan akan hilang sendiri seiring dengan berjalannya waktu, tetapi ada pula yang memerlukan perawatan khusus. Berikut adalah berbagai penyebab vagina gatal setelah berhubungan intim.
1. Mengalami Iritasi
Kemungkinan pertama dari rasa gatal, panas atau pedih pada vagina setelah berhubungan adalah karena adanya iritasi. Iritasi tersebut bisa terjadi karena gesekan pada vagina secara berlebih.
Biasanya jenis iritasi yang menyerang vagina yaitu dermatitis kontak, jenis iritasi dengan gejala ruam merah dan terasa gatal akibat sentuhan dengan benda tertentu. Meskipun tidak menular dan mengancam, iritasi ini bisa jadi sangat menyebalkan bagi wanita.
Selain karena gesekan, iritasi juga mungkin terjadi karena adanya alergi terhadap alat kontrasepsi kondom. Kondom terbuat dari lateks yang melindungi penis dari ancaman penyakit menular seksual sekaligus menahan sperma agar tidak terjadi kehamilan. Jika anda memiliki alergi pada lateks dan pasangan menggunakan kondom, maka kemungkinan besar inilah penyebabnya.
Lalu, berlebihan dalam membersihkan vagina, sah-sah saja apabila Anda ingin membersihkan diri sebelum melakukan hubungan seksual bersama pasangan.
Namun, membasahi dan membersihkan area vagina yang sensitif dengan sabun atau produk pembersih kewanitaan yang mengandung wewangian tertentu sebenarnya tidak disarankan. Pasalnya, hal tersebut justru dapat menimbulkan bahaya berupa iritasi pada vagina.
Jika kebiasaan tersebut dilakukan terus menerus maka bisa saja memengaruhi organ intim Anda sehingga vagina terasa gatal atau sakit. Untuk mengatasinya, Anda bisa menghentikan kebiasaan menggunakan produk pembersih kewanitaan.
2. Kurangnya Pelumasan
Saat terangsang, tubuh Anda secara alami mengeluarkan pelumasan. Namun, terkadang pelumasan ini tidak mencukupi, terutama jika gairah seksual Anda rendah atau Anda terburu-buru melakukan hubungan seksual tanpa pemanasan yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan gesekan yang berlebihan, mengakibatkan robekan mikroskopis pada vagina, yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat membuat vagina terasa sangat gatal dan memicu infeksi.
3. Hubungan Seks yang Intensif
Berhubungan sex dengan pasangan jika dilakukan dengan baik akan meningkatkan keharmonisan, Namun terlalu sering melakukannya dan tidak ada jeda juga dapat menyebabkan vagina seperti mengalami kelelahan dan membuat rasa yang tidak nyaman.
Apalagi, jika aktivitas seksual Anda terlalu kasar dan berlangsung lama, dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan di vagina dan vulva. Gesekan dan tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan gatal sehingga bisa membuat iritasi pada jaringan yang sensitif.
4. Vaginosis Bakterialis
Dalam vagina wanita terdapat flora bakteri, yaitu aerob dan anaerob yang sebagian besar didominasi oleh Lactobacillus spp. Mikroorganisme tersebut memiliki peran utama dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan ketidakseimbangan flora bakteri normal dalam vagina. Ketidakseimbangan inilah yang disebut sebagai Vaginosis Bakterialis.
Di Amerika Serikat sendiri, setidaknya 16% dari jumlah wanita hamil mengalami Vaginosis Bakterialis. Bakteri bernama Gardnerella Vaginalis jadi penyebab utamanya. Biasanya, penyakit ini berasal dari aktivitas seksual bersama pasangan pria yang mengakibatkan perubahan pH pada area kewanitaan.
Umumnya, anda akan merasakan sensasi terbakar pada Miss V setelah berhubungan atau bahkan ketika hamil. Contoh gejala lain dari Vaginosis Bakterialis adalah rasa nyeri, gatal, keputihan, dan bau amis yang menyengat.
anda bisa memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala tersebut setelah berhubungan. Hal ini karena Vaginosis Bakterialis dapat meningkatkan potensi terjangkitnya infeksi menular seksual atau IMS. Setelah periksa, biasanya anda akan mendapat obat antibiotik dari dokter
5. Terinfeksi Oleh Jamur
Selain iritasi, rasa sakit, gatal dan panas pada vagina setelah berhubungan juga bisa terjadi karena adanya Kandidiasis Vulvovaginal atau infeksi jamur vagina. Contoh gejala yang bisa anda rasakan ketika terinfeksi jamur adalah efek terbakar dan rasa sakit saat buang air kecil, gatal, keluar cairan dari vagina, dan lain-lain. Efek terbakar dan rasa sakit bisa dirasakan pada Miss V baik setelah maupun ketika melakukan hubungan seksual bersama pasangan.
Untuk mengatasi situasi ini, biasanya dokter akan memberikan obat antijamur berupa kapsul untuk dikonsumsi. Selain itu, krim antijamur dari resep dokter juga akan sangat membantu.
6. Kista Bartholin
Kelenjar Bartholin yang terletak di sisi bukaan vagina berfungsi menyediakan pelumasan alami. Jika kista atau saluran kelenjar ini tersumbat, dapat menyebabkan benjolan berisi cairan yang menyakitkan.
7. Menopause
Selama menopause, penurunan kadar estrogen dapat mengakibatkan produksi pelumasan alami yang lebih sedikit dan menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih kering dan tipis. Ini membuat hubungan seksual terasa tidak nyaman atau bahkan menyakitkan.
8. Luka di Vulvar
Sentuhan seksual dapat menyebabkan rasa sakit di vulva, baik akibat gesekan maupun tekanan. Jika rasa sakit sudah ada sebelum aktivitas seksual, ini mungkin gejala seperti ulkus vulvar.
munculnya luka pada area vagina, Kondisi ini umumnya terjadi akibat infeksi menular seksual yang ditandai dengan munculnya benjolan di area infeksi, nyeri saat ditekan, dan pembengkakan kelenjar di selangkangan.
9. Vulvodynia
kondisi rasa sakit vulvar yang berlangsung setidaknya selama 3 bulan tanpa penyebab yang jelas. rasa nyeri yang terjadi di vulva, yaitu bagian terluar dari organ kelamin wanita. Vulvodinia bisa menimbulkan keluhan berupa sensasi seperti terbakar, tertusuk, atau panas di vagina.
10. Endometriosis
Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Gejala umumnya termasuk rasa sakit saat berhubungan seksual dan menstruasi yang menyakitkan.
Penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan gangguan aliran darah menstruasi, perubahan sel-sel jaringan lain menjadi sel endometrium, serta perpindahan sel endometrium melalui aliran getah bening.
Baca Selanjutnya: 8 Tips Menjaga Kebersihan Vagina Pada Wanita
11. Fibroid Rahim
Fibroid adalah pertumbuhan jinak di rahim yang bisa menyebabkan rasa sakit saat tumbuh besar, terutama setelah aktivitas seksual. Penyakit yang terjadi karena ada pertumbuhan massa bersifat non-kanker. Sel ini bisa muncul di dalam maupun di luar rahim. Meski begitu, kondisi ini tidak ada hubungannya dengan peningkatkan risiko kanker rahim
12.Vaginismus
Vaginismus adalah kondisi medis yang ditandai ketika adanya penetrasi seksual pada vagina yang menyebabkan otot-otot di sekitar vagina berkontraksi kuat secara otomatis. Ini bisa membuat penetrasi saat berhubungan seks menjadi tidak nyaman atau bahkan mustahil.
13. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih merupakan masalah paling umum terjadi dengan jumlah kasus sebesar 40% dari semua jenis kasus infeksi. Beberapa gejala yang bisa anda rasakan adalah perut bagian bawah terasa sakit, meningkatnya frekuensi buang air kecil dan terasa sakit, hingga darah pada urin. Selain itu, warna urin juga biasanya lebih gelap dengan bau tidak sedap. Di beberapa kasus, ISK juga menyebabkan rasa lelah pada penderitaanya.
Untuk pengobatan, anda biasanya akan mendapat obat berupa antibiotik yang kemudian akan sembuh dalam jangka waktu 5 hari hingga satu mingguan.
14. Berpotensi terkena Penyakit Menular Seksual
Jika berbicara tentang rasa sakit di alat reproduksi, maka berbicara tentang penyakit menular seksual bukanlah hal aneh. Hal ini karena sebagian besar dari aktivitas seksual berpotensi menimbulkan masalah apabila dilakukan secara asal. Berikut adalah kemungkinan penyakit yang bisa jadi kemungkinannya.
Baca Selanjutnya: 3 Penyebab Keputihan Setelah Berhubungan Intim
a. Gonore
Neisseria Gonorrhoeae menjadi penyebab terjangkitnya penyakit Gonore, salah satu gejalanya adalah rasa panas pada vagina akibat infeksi selaput lendir pada leher rahim hingga saluran tuba.
Tidak hanya cairan, penyakit ini juga dapat berujung pada pendarahan vagina. Jika anda mendapat gejala seperti di atas, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan tepat. Terjadi pada usia 15 hingga 24 tahun, biasanya dokter akan memberikan obat berupa Ceftriaxone dan Azithromycin. Terkadang dokter juga menyertakan Doxycycline untuk mengobati Gonore.
b. Chlamydia
Chlamydia Trachomatis dapat menyebabkan efek panas dan gatal setelah berhubungan dengan pasangan melalui penyakit Chlamydia atau Klamidia. Selain itu, klamidia juga menyebabkan meningkatnya volume keputihan dan diiringi rasa sakit saat buang air kecil. Terkadang, rasa sakit dari klamidia juga bisa dirasakan saat berhubungan dengan pasangan.
anda bisa melakukan penanganan dengan menggunakan antibiotik dengan resep dokter. Infeksi klamidia kadang terjadi secara diam-diam, jadi pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter.
anda bisa melihat artikel lengkap pembahasan gejala dan pengobatan penyakit chlamydia di sini
c. Herpes
Meskipun dapat menjangkit pada semua gender, nyatanya wanita memiliki potensi yang lebih besar terkena herpes. Herpes genital terjadi akibat adanya kontak dengan virus herpes yang ada di organ intim.
Indikasi dari herpes adalah anda merasakan sensasi terbakar, bengkak pada organ intim, rasa gatal dan sakit di saat bersamaan, hingga keputihan. Rasa sakit akan semakin terasa ketika buang air kecil.
anda bisa mengobati herpes dengan menggunakan obat antivirus dari dokter. Dalam kasusnya, herpes genital juga biasa menimbulkan luka dan bintik ketika virusnya mulai bekerja.
15. Memiliki masalah kulit
Beberapa masalah kulit, seperti eksim dan lichen sclerosus (gangguan kulit kronis yang sering menyerang area genital dan anus) juga bisa menjadi penyebab vagina gatal setelah berhubungan seksual.
Umumnya, rasa gatal tersebut dapat menyerang area vulva (bibir vagina) yang apabila digaruk terus menerus akan membuat bibir vagina menjadi merah dan iritasi.
16. Kadar pH di area vagina tidak seimbang
Kadar pH vagina yang seimbang berada pada rentang 3,8 hingga 4,5. Lingkungan asam ini dilindungi oleh bakteri baik yang menjaga vagina dari pertumbuhan bakteri dan ragi berbahaya. Ketika pH vagina tinggi maka dapat meningkatkan risiko infeksi vagina sehingga menimbulkan rasa gatal dan sakit.
Untuk menghindari vagina gatal dan sakit setelah berhubungan seksual, sebaiknya gunakan pelumas organik berbasis air, yakni yang cocok dengan berbagai bentuk alat kontrasepsi, termasuk kondom.
Cara umum mengatasi vagina gatal setelah berhubungan intim
Cara mengatasi vagina gatal dan sakit setelah berhubungan intim sebenarnya tergantung pada penyebabnya. Untuk penyebab yang ringan, seperti alergi atau iritasi ringan, dapat diatasi dengan melakukan langkah pencegahan dini sebagai berikut:
- Hindari melakukan hubungan seksual sampai kondisi vagina Anda membaik
- Menjaga area kelamin tetap dalam kondisi sehat
- Hindari menggunakan douche atau produk pembersih vagina
- Menggunakan kondom berbahan nonlateks saat melakukan hubungan seksual
- Menggunakan obat topikal (oles) dari apotek untuk mengobati infeksi jamur ringan, namun anda perlu untuk konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan pilihan salep yang tepat
Kesimpulan
Vagina gatal, perih dan panas setelah berhubungan seksual sebenarnya merupakan kondisi yang perlu di perhatikan.
Namun, jika pengobatan rumahan tidak dapat mengatasi vagina gatal,panas dan sakit setelah berhubungan seksual atau muncul ruam, nyeri, pembengkakan, serta gejala lainnya yang mengindikasikan infeksi penyakit menular seksual, sebaiknya segera periksakan diri ke Klinik Kirana
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan panggul, terutama untuk melihat secara langsung kondisi vagina Anda menggunakan alat yang bernama inspekulo. Pemeriksaan ini mungkin akan terasa tidak nyaman, namun dibutuhkan untuk memeriksa kondisi leher rahim Anda.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Healthline. Causes of a sore vagina after sex - (https://www.healthline.com/health/sore-vagina-after-sex#causes). Accessed 04/12/2023
- ACOG. When Sex Is Painful (https://www.acog.org/womens-health/faqs/when-sex-is-painful). Accessed 04/12/2023
- Medicalnewstoday. Sore vagina after sex: 20 potential causes - (https://www.medicalnewstoday.com/articles/sore-vagina-after-sex#seeing-a-doctor). Accessed 04/12/2023
- health. 10 Causes of Pain After Sex — And What to do About It (https://www.health.com/condition/sexual-health/pain-after-sex). Accessed 04/12/2023
- Self. 9 Reasons Why You Have a Sore Vagina After Sex and How You Can Find Relief (https://www.self.com/story/sore-vagina-after-sex). Accessed 04/12/2023
- Savas JA, Pichardo RO. Female Genital Itch. Dermatol Clin. 2018 Jul;36(3):225-243. doi: 10.1016/j.det.2018.02.006. Epub 2018 Apr 26. PMID: 29929595. Accessed 29/11/2023
- clevelandclinic. 8 Possible Reasons Why Your Vagina Itches https://health.clevelandclinic.org/itchy-vagina/. Accessed 29/11/2023
- everydayhealth. https://www.everydayhealth.com/vaginal-itching/guide/ What Is Vaginal Itching? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. Accessed 29/11/2023
Konsultasi Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!
Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor 082122077347 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.