Herpes Zoster: Penjelasan Detail Dari Penyebab Sampai Pengobatannya
Apakah itu Herpes Zoster?
Herpes zoster (HZ), juga dikenal sebagai shingles atau cacar api, adalah penyakit yang terjadi akibat reaktivasi dan multiplikasi virus varicella zoster (VZV) yang persisten setelah seseorang mengalami varicella (cacar air) sebelumnya. Penyakit ini ditandai dengan ruam dermatomal, nyeri, dan unilateral. Ruam biasanya berupa makula atau papula eritematosa yang berkembang menjadi vesikel, kemudian pustule, dan akhirnya menjadi kerak yang bertahan selama 2-3 minggu.
Apakah Herpes Zoster itu Berbahaya?
Herpes zoster dapat menyebabkan komplikasi yang serius, terutama pada individu berusia di atas 50 tahun dan mereka yang imunokompromais. Komplikasi yang paling sering dilaporkan adalah neuralgia pascaherpetik (PHN), yaitu nyeri yang berlanjut lebih dari 4 minggu setelah onset HZ dan terjadi pada sekitar 60% pasien di atas 60 tahun. Komplikasi lain meliputi infeksi bakteri sekunder, parut, gangren zoster, dan penyebaran kutan. Komplikasi okular dapat menyebabkan konjungtivitis, keratitis, ulkus kornea, iridosiklitis, glaukoma, bahkan kebutaan.
Penyebab dari Herpes Zoster
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi VZV yang bertahan dalam fase laten di ganglia sensorik setelah seseorang mengalami varicella. Faktor-faktor seperti usia lanjut, imunosupresi, stres, dan penyakit tertentu dapat memicu reaktivasi virus ini.
Bagaimana Herpes Zoster Di Diagnosa?
Diagnosis HZ sebagian besar didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menitikberatkan pada lokasi karakteristik dan penampilan ruam dengan nyeri lokal. Konfirmasi diagnosis laboratorium dilakukan pada pasien HZ atipikal, keterlibatan organ visceral dan sistem saraf pusat, atau zoster sine herpete. Metode diagnosis laboratorium termasuk Tzanck smear, reaksi berantai polimerase (PCR), uji imunofluoresensi langsung (DFA), biopsi kulit, dan kultur.
Komplikasi dari Herpes Zoster
Komplikasi HZ umumnya terjadi pada individu imunokompromais. Komplikasi serius meliputi nekrosis kulit, parut, dan keterlibatan organ visceral seperti paru-paru, hati, dan otak. Pasien dengan infeksi HIV aktif dapat mengalami HZ rekuren di dermatom yang sama atau berbeda. Pasien AIDS dapat mengalami HZ berat dengan diseminasi ke kulit dan organ visceral, termasuk VZV yang resisten terhadap asiklovir.
Pengobatan Herpes Zoster
Pengobatan HZ bertujuan untuk membatasi penyebaran, durasi, dan keparahan lesi serta nyeri pada dermatom primer, mengurangi distribusi HZ ke lokasi lain, dan mencegah PHN. Terapi antiviral dengan asiklovir, famsiklovir, valasiklovir, dan foskarnet terbukti efektif. Terapi antiviral harus dimulai dalam waktu ≤72 jam setelah onset ruam. Untuk pasien imunokompeten di bawah 50 tahun, terapi simptomatik atau antiviral oral dapat digunakan, sedangkan untuk mereka yang berusia ≥50 tahun atau dengan keterlibatan saraf kranial, terapi antiviral oral dianjurkan.
Terapi anti-inflamasi dengan kortikosteroid masih diperdebatkan dan harus digunakan bersamaan dengan terapi antiviral. Analgetik seperti asetaminofen, NSAID, antidepresan trisiklik, antikonvulsan, dan opiat/non-opiat digunakan untuk mengendalikan nyeri akut HZ.
Cara Mencegah Herpes Zoster
Pencegahan HZ bertujuan untuk menghindari reaktivasi dan penyebaran virus VZV laten. Salah satu strategi pencegahan adalah vaksinasi menggunakan vaksin varicella zoster virus yang hidup atau rekombinan. CDC merekomendasikan imunisasi pasif menggunakan Varicella Zoster Immune Globulin (VZIG) untuk mencegah atau memodifikasi manifestasi klinis infeksi VZV pada individu berisiko tinggi, anak-anak, wanita hamil, atau individu imunokompromais yang terpapar varicella atau herpes zoster
Konsultasi di Klinik Kirana
Mengatasi herpes zoster memerlukan pendekatan yang komprehensif dan individual, mengingat beragamnya penyebab dan jenis gangguan ini. Untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan Anda, sangat penting melakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila Anda mengalami herpes zoster yang mulai membuat anda tidak nyaman atau parah. Dengan bantuan profesional kesehatan yang berpengalaman, Anda bisa mendapatkan penilaian kondisi kesehatan secara menyeluruh serta saran pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan ragu untuk mengambil langkah ini demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
Hubungi klinik kirana di sini : Klik Untuk Konsultasi
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Schmader K. Herpes Zoster. Ann Intern Med. 2018 Aug 7;169(3):ITC19-ITC31. doi: 10.7326/AITC201808070. Erratum in: Ann Intern Med. 2018 Oct 2;169(7):516. PMID: 30083718. Accessed 24 Nov 2023
- Li Puma DD, Marcocci ME, Lazzarino G, De Chiara G, Tavazzi B, Palamara AT, Piacentini R, Grassi C. Ca2+ -dependent release of ATP from astrocytes affects herpes simplex virus type 1 infection of neurons. Glia. 2021 Jan;69(1):201-215. doi: 10.1002/glia.23895. Epub 2020 Aug 20. PMID: 32818313. Accessed 24 Nov 2023
- Bioscmed.com - Herpes Zoster: Clinical Manifestation, Treatment, and Prevention M. Izazi Hari Purwoko1#, Hari Darmawan11Dermatology and Venereology Department, Faculty of Medicine Sriwijaya University, Palembang, Indonesia (https://www.bioscmed.com/index.php/bsm/article/view/129). Accessed 24 Nov 2023
Konsultasi Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!
Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor 082122077347 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.