Bagaimana Sifilis dapat Menular pada pria dan wanita, Berikut Penjelasannya
Kebanyakan kasus sifilis ditularkan melalui kontak seksual (vaginal, anogenital, dan orogenital), namun juga bisa menyebar secara kongenital (dalam kandungan atau kurang umum selama melalui saluran lahir). Simak penjelasan seputar bagaimana sifilis dapar menular :
1. Disebabkan Oleh Hubungan Seksual Beresiko
Salah satu faktor utama dalam penyebaran Sifilis adalah dengan melakukan hubungan seksual yang beresiko. Sifilis seringkali ditularkan melalui kontak seksual melalui Vaginal, Anal, dan Oral. Tak hanya itu, beberapa kelompok masyarakat yang kerap melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis juga sangat berisiko terinfeksi Sifilis.
Sifilis juga bisa ditularkan saat berciuman, hal ini bisa terjadi saat pasanganmu memiliki luka akibat Sifilis pada area oral. Namun tak hanya itu saja, berikut merupakan beberapa faktor lain yang mempengaruhi penyebaran Sifilis.
- Bergonta-ganti pasangan Seksual
- Berhubungan Seksual dengan pasangan yang terinfeksi Sifilis
- Tidak Menggunakan Kondom saat melakukan hubungan seksual yang berisiko
2. Bersentuhan Langsung dengan Luka Sifilis
Luka Sifilis biasanya berbentuk bintik-bintik merah dan terletak pada area kulit terbuka. Meskipun terlihat tidak berbahaya, namun luka akibat Sifilis juga bisa menjadi sumber penularan infeksi ini. Upayakan untuk tidak menyentuh secara langsung luka terbuka akibat Sifilis, karena bakteri penyebab sifilis dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh apabila terjadi kontak kulit dengan luka Sifilis.
3. Dapat Menular melalui Ciuman
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ternyata Sifilis juga bisa menular melalui ciuman. Jika pasanganmu memiliki luka Sifilis di bibir dan Anda berciuman dengan pasanganmu, maka bakteri Sifilis bisa menginfeksi dirimu. Meskipun kejadian ini cukup jarang terjadi, namun Anda tetap harus waspada dan tidak mengabaikan cara penularan Sifilis melalui ciuman.
4. Menggunakan Jarum Suntik Secara Bergantian
Penularan Sifilis melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian dapat terjadi saat jarum tersebut dipakai secara bergantian. Aktivitas tersebut membuat jarum suntik menjadi tidak steril dan bisa membawa bakteri Sifilis dari orang yang disuntik sebelumnya masuk ke dalam aliran tubuh.
5. Penularan dari Ibu Hamil ke Janin
Penularan Sifilis dari ibu hamil ke janin saat masa kandungan juga bisa terjadi. Kondisi tersebut disebut dengan Sifilis Kongenital, apabila penularan terjadi maka bayi yang dikandung berisiko mengalami komplikasi yang serius hingga menyebabkan keguguran.
Maka dari itu, penting bagi Ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan Sifilis apabila sudah merasakan gejala yang mengarah dengan infeksi Sifilis. Hal itu penting dilakukan guna mengurangi risiko terjadinya gejala yang serius pada janin dan juga sang Ibu.
Baca Juga: Sifilis Pada Wanita dan Hal Yang Harus di Pahami
6. Penularan Melalui Transfusi Darah
Penularan melalui transfusi darah bisa terjadi apabila proses transfusi darah dilakukan dengan jarum suntik yang tidak steri. Tak hanya itu, Sifilis juga bisa ditularkan melalui transfusi darah yang mengandung bakteri penyebab Sifilis. Umumnya penularan Sifilis melalui transfusi darah jarang terjadi, karena terdapat prosedur ketat dalam proses transfusi darah sehingga risiko terjadinya penularan melalui transfusi darah cukup jarang terjadi.
Baca Juga: 8 Tanda Penyakit Sifilis Sudah Memasuki Tahap Yang Parah
Kesimpulan
Sifilis atau Raja Singa bisa ditularkan melalui berbagai cara, namun yang paling utama ditularkan melalui hubungan seksual yang berisiko. Maka dari itu, pastikan untuk melakukan pengecekan kesehatan seksual bersama pasangan secara rutin guna mengurangi risiko terjadinya infeksi Sifilis.
Kunjungilah fasilitas kesehatan terpercaya, terutama yang sudah berpengalaman menangani penyakit menular seksual seperti di Klinik Kirana. Anda bisa melakukan konsultasi online secara gratis di Klinik Kirana, untuk mengetahui tindakan dan pengobatan yang sesuai dengan gejala Sifilis yang dialami. Klik disini, untuk Konsultasikan Gejalamu di Klinik Kirana
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Stoltey JE, Cohen SE. Syphilis transmission: a review of the current evidence. Sex Health. 2 015 Apr;12(2):103-9. doi: 10.1071/SH14174. PMID: 25702043; PMCID: PMC5973824. Accessed 30/11/2023
- Fenton KA. A multilevel approach to understanding the resurgence and evolution of infectious syphilis in Western Europe. Euro Surveill. 2004 Dec;9(12):3-4. doi: 10.2807/esm.09.12.00491-en. PMID: 15677857. Accessed 30/11/2023
- De Santis M, De Luca C, Mappa I, Spagnuolo T, Licameli A, Straface G, Scambia G. Syphilis Infection during pregnancy: fetal risks and clinical management. Infect Dis Obstet Gynecol. 2012;2012:430585. doi: 10.1155/2012/430585. Epub 2012 Jul 4. PMID: 22829747; PMCID: PMC3398589. Accessed 30/11/2023
Konsultasi Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!
Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor 082122077347 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.