Pernah menderita luka luka yang tidak sakit dan ruam di daerah tubuh, pinggiran mulut dan telapak tangan setelah melakukan hubungan seksual? Bisa jadi itu adalah tanda dari penyakit Sifilis atau raja singa.
Penyakit sifilis disebabkan oleh apa?
Apa itu Sifilis? Sifilis adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Uniknya, bakteri ini memiliki kemampuan 'menyamar', sehingga sering kali sulit dideteksi. Ia menyebar melalui kontak seksual, baik vaginal, anal, maupun oral.
Gejala Penyakit Sifilis
Gejala sifilis bisa sangat bervariasi, tapi umumnya dimulai dengan munculnya luka pada area genital atau bagian tubuh lain yang terlibat dalam aktivitas seksual. Luka ini tidak menimbulkan rasa sakit dan cenderung sembuh sendiri. Sekitar 6-8 minggu kemudian, gejala sekunder muncul seperti demam, sakit kepala, dan ruam yang bisa muncul di mana saja, termasuk telapak tangan dan kaki. Setelah gejala ini hilang, pasien memasuki fase laten, yang bisa bertahan selama bertahun-tahun tanpa gejala sama sekali.
-
Gejala Tahap Primer:
- Chancre (Luka Tidak Sakit): Munculnya luka tunggal atau beberapa lesi di area genital atau bagian tubuh lain yang terlibat dalam aktivitas seksual. Ciri khas luka ini adalah tidak menimbulkan rasa sakit dan cenderung sembuh sendiri.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Terjadi di area regional, seperti di sekitar leher atau selangkangan.
-
Gejala Tahap Sekunder:
- Demam dan Sakit Kepala: Gejala sistemik seperti demam ringan dan sakit kepala dapat muncul.
- Ruam Kulit: Ruam makulopapular yang bisa muncul di mana saja, termasuk telapak tangan dan kaki, sering kali merupakan ciri khas sifilis di tahap ini.
- Lesi Mukokutan: Munculnya lesi pada membran mukosa, seperti di mulut atau area genital.
- Rasa Lelah: Pasien sering merasa lelah atau mengalami kelemahan umum.
-
Gejala Tahap Tersier:
- Masalah Neurologis: Termasuk neurosifilis dengan gejala seperti gangguan mental, masalah koordinasi, dan kesulitan berbicara.
- Kerusakan pada Organ-Organ Vital: Termasuk kerusakan pada jantung, mata, dan hati.
- Gumma: Pembentukan lesi yang disebut gumma pada kulit, tulang, atau organ lain, yang bisa merusak jaringan di sekitarnya.
Mengenali gejala sifilis sedini mungkin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan penularan lebih lanjut. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Proses Diagnosis Sifilis oleh Dokter
Anda juga bisa mengetahui pada bagian mana saja yang menjadi tanda gejala fisik Anda terkena sifilis, ini dapat membantu dalam proses diagnosa oleh dokter. Sifilis mempengaruhi seluruh tubuh. Namun, tanda pertama sifilis biasanya adalah luka seperti borok. Luka ini terbentuk di tempat bakteri kontak dengan kulit Anda saat berhubungan seks. Berikut adalah area yang paling umum untuk menemukan luka sifilis :
Pada Wanita
- Di Vulva (Genitalia Eksternal): Luka bisa muncul di area luar organ reproduksi wanita.
- Di Dalam atau Sekitar Vagina: Luka ini bisa terbentuk di dalam atau di sekitar vagina.
- Di Sekitar Anus atau Dalam Rektum: Sifilis juga bisa menyebabkan luka di area anus atau bagian dalam rektum.
- Di Bibir atau Dalam Mulut: Luka sifilis bisa muncul di bibir atau di dalam mulut.
Pada Pria
- Di Penis atau Skrotum: Luka sifilis bisa terbentuk pada penis atau skrotum.
- Di Bawah Kulup Penis: Luka bisa juga terdapat di bawah kulup penis.
- Di Sekitar Anus atau Dalam Rektum: Sama seperti pada wanita, luka bisa muncul di area anus atau di dalam rektum.
- Di Bibir atau Dalam Mulut: Sifilis juga dapat menunjukkan luka di bibir atau di dalam mulut.
Mengetahui area-area di mana luka sifilis bisa muncul sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit. Selanjutnya dokter akan Mendiagnosa sifilis, ini bisa jadi tantangan karena gejalanya yang bervariasi. Dokter biasanya akan menggunakan kombinasi metode berikut untuk mendiagnosa penyakit ini:
-
Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis:
- Pemeriksaan Lesi: Dokter akan memeriksa adanya chancre atau lesi khas sifilis pada tahap primer.
- Pemeriksaan Gejala Sekunder: Termasuk ruam dan lesi mukokutan lainnya.
- Penggalian Riwayat Seksual: Ini penting untuk mengidentifikasi risiko terpapar sifilis.
-
Metode Deteksi Langsung:
- Mikroskopi Medan Gelap: Digunakan untuk mengamati Treponema pallidum langsung dari lesi.
- PCR (Polymerase Chain Reaction): Metode ini semakin umum digunakan untuk mendeteksi DNA T. pallidum, terutama dalam kasus neurosifilis.
- Fluorescent Antibody Staining dan Immunohistochemistry: Metode ini digunakan untuk kasus tertentu, seperti lesi kongenital sifilis.
-
Tes Serologis:
- Tes Non-Treponemal (NTTs): Tes seperti Rapid Plasma Reagin (RPR) dan Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) test untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi sebagai respons terhadap bakteri.
- Tes Treponemal (TTs): Digunakan sebagai konfirmasi setelah hasil positif dari NTT. Tes ini mendeteksi antibodi langsung terhadap protein T. pallidum.
- Pengulangan Tes: Dalam beberapa kasus, pengulangan tes mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis atau menilai efektivitas pengobatan.
-
Pengujian Tambahan:
- Pemeriksaan Cairan Serebrospinal: Khusus untuk mendeteksi neurosifilis.
- Pemeriksaan Lanjutan pada Ibu Hamil: Penting untuk mencegah transmisi dari ibu ke anak.
Baca disini : Bagaimana Sifilis dapat Menular Pada Pria dan Wanita, Berikut Penjelasannya
Komplikasi Penyakit Sifilis
Sifilis yang tidak diobati dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius yang mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Salah satu komplikasi yang paling dikenal adalah neurosifilis, di mana sifilis menyerang sistem saraf. Gejala neurosifilis dapat beragam, mulai dari masalah dengan memori hingga perubahan kepribadian dan kejang. Komplikasi ini dapat terjadi pada siapa saja yang telah lama terinfeksi sifilis tanpa pengobatan yang adekuat.
Selain itu, sifilis juga dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai sifilis kardiovaskular. Gejala yang mungkin timbul termasuk nyeri dada dan kesulitan bernapas, yang dapat berkembang menjadi kerusakan serius pada aorta. Sifilis juga dapat menyerang mata, kondisi yang dikenal sebagai ocular syphilis, yang dapat menyebabkan perubahan penglihatan dan bahkan kebutaan.
Pada ibu hamil, sifilis dapat ditransmisikan ke janin, menyebabkan sifilis kongenital. Risiko bagi bayi meliputi kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan dalam kasus yang lebih serius, kematian bayi. Oleh karena itu, skrining sifilis pada ibu hamil sangat penting untuk mencegah komplikasi ini.
Komplikasi lain dari sifilis termasuk kerusakan pada hati, ginjal, serta tulang dan sendi. Sifilis tersier, misalnya, dapat menyebabkan nyeri dan kerusakan pada tulang dan sendi. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, banyak dari komplikasi ini dapat dicegah. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan dan konsultasi medis jika Anda memiliki gejala yang berkaitan atau berisiko terkena sifilis.
Pengobatan Penyakit Sifilis
Pengobatan sifilis telah mengalami banyak kemajuan sejak diperkenalkannya penisilin. Penisilin, khususnya jenis benzathine penisilin G, menjadi pilihan utama dalam pengobatan sifilis pada sebagian besar pasien. Efektivitas penisilin dalam menangani sifilis telah terbukti sepanjang waktu, menyebabkan penurunan prevalensi penyakit ini di daerah yang mampu melakukan pengujian dan pengobatan yang tepat.
Pengobatan sifilis bertujuan untuk menghilangkan infeksi bakteri dan mencegah komplikasi jangka panjang. Pada tahap awal sifilis, pengobatan biasanya cukup efektif untuk mencegah perkembangan penyakit ke tahap lebih lanjut. Namun, pada kasus yang lebih lanjut atau neurosifilis, pengobatan mungkin memerlukan pendekatan yang lebih kompleks dan intensif.
Pengobatan sifilis sangat harus hati-hati dan memerlukan analisa yang kuat dari Dokter, Anda sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait pengobatan apa yang akan di lakukan sehingga dalam prosesnya nanti aman.
Walaupun Antibiotik akan menyembuhkan infeksi dari sifilis, namun tidak ada cara untuk memperbaiki organ yang rusak akibat sifilis.
Baca Juga: Bayi Juga Dapat Terkena Sifilis, Kenali Gejalanya agar Terhindar Dari Hal Berikut
Lakukan Konsultasi di Klinik Kirana
Langkah pertama yang harus kamu lakukan jika khawatir terinfeksi Sifilis adalah melakukan pemeriksaan ke dokter . Dokter akan melakukan diagnosa terhadap gejala yang kamu derita, Dokter juga bisa merekomendasikan tes laboratorium guna memastikan apakah kamu benar terinfeksi Sifilis atau tidak.
Untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan Anda, sangat penting melakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila Anda mengalami gejala sifilis yang makin buruk. Dengan bantuan profesional kesehatan yang berpengalaman, Anda bisa mendapatkan penilaian kondisi kesehatan secara menyeluruh serta saran pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Hubungi klinik kirana di sini : Klik disini, untuk Melakukan Pemeriksaan Sifilis bersama Klinik Kirana.
Artikel ini Disusun Oleh Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Peeling RW, Mabey D, Kamb ML, Chen XS, Radolf JD, Benzaken AS. Syphilis. Nat Rev Dis Primers. 2017 Oct 12;3:17073. doi: 10.1038/nrdp.2017.73. PMID: 29022569; PMCID: PMC5809176. Accessed 28/11/2023
- WHO Guidelines for the Treatment of Treponema pallidum (Sipilis). Geneva: World Health Organization; 2016. 4, RECOMMENDATIONS FOR TREATMENT OF SYPHILIS. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK384905/. Accessed 28/11/2023
- Cleveland Clinic. Sipilis - https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4622-syphilis. Accessed 28/11/2023
- CDC. Sexually Transmitted Diseases (STDs) - Syphilis https://www.cdc.gov/std/syphilis/treatment.htm. Accessed 28/11/2023
- Merck Manual. Syphilis (https://www.merckmanuals.com/home/infections/sexually-transmitted-diseases-stds/syphilis?query=Syphilis). Accessed 28/11/2023
Konsultasi Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!
Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor 082122077347 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.