Impotensi (Disfungsi Ereksi)

Impotensi (Disfungsi Ereksi)

Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi

Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi merupakan salah satu jenis gangguan pada penis. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan Anda untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk melakukan hubungan seksual.

Perasaan Anda memegang peranan penting dalam mencapai dan mempertahankan ereksi. Merasa rileks, percaya diri, dan terangsang sangatlah esensial. Namun, masalah ereksi kadang-kadang adalah hal yang normal. Masalah ereksi dapat terjadi jika Anda merasa gugup, cemas, frustasi, atau lelah. Mengonsumsi alkohol dan/atau zat tertentu juga dapat berpengaruh. Selain itu, kondisi ini bisa terjadi akibat kondisi medis lain atau sebagai efek samping dari beberapa obat-obatan tertentu atau pengobatan kanker.

Jika Anda mengalami kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk diskusi lebih lanjut.

Dalam banyak kasus, Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi bisa menjadi gejala pertama dari masalah kesehatan yang mendasarinya, termasuk penyakit jantung. Penting untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan jika Anda mengalami masalah dalam mencapai dan mempertahankan ereksi.

Apa Saja Tipe Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi ?

Menurut jurnal kesehatan dari American Urological Association dan dikutip dari Artikel clevelandclinic.org mengklasifikasikan Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi menjadi beberapa kategori:

  • Disfungsi Ereksi Vaskular , Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi vaskular meliputi penyebab yang mempengaruhi pembuluh darah yang mengirimkan darah ke jaringan penis yang memungkinkan Anda mencapai dan mempertahankan ereksi, atau katup di penis yang biasanya menahan darah di dalamnya. DE vaskular adalah tipe DE yang paling umum.
  • Disfungsi Ereksi Neurogenik, Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi neurogenik terjadi akibat masalah saraf, yang mencegah sinyal dari otak ke penis untuk menciptakan ereksi. Ini bisa terjadi karena trauma, operasi panggul, terapi radiasi atau kondisi neurologis seperti stroke, stenosis spinal, dan sklerosis multipel (SM).
  • Disfungsi Ereksi Hormonal, Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi hormonal merujuk pada DE yang terjadi akibat kekurangan testosteron, atau dalam beberapa kasus akibat masalah tiroid.
  • Disfungsi Ereksi Psikogenik, Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi psikogenik melibatkan kondisi psikologis (kondisi yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, atau perilaku Anda) yang dapat menyebabkan Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi.

Apa Saja Gejala Disfungsi Ereksi Atau Impotensi

Gejala disfungsi ereksi dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Umumnya, kondisi ini ditandai dengan kesulitan dalam memulai atau mempertahankan ereksi yang memadai untuk melakukan hubungan seksual. Beberapa gejala umum yang sering dialami oleh pria dengan disfungsi ereksi adalah sebagai berikut:

  • Ketidakmampuan Konsisten untuk Ereksi: Mengalami kesulitan yang konsisten dalam mencapai ereksi setiap kali ingin berhubungan seksual.
  • Ereksi Tidak Dapat Bertahan Lama: Meskipun mampu mencapai ereksi, ereksi tidak bisa dipertahankan selama aktivitas seksual.
  • Ketidakmampuan Total Mendapatkan Ereksi: Tidak bisa mendapatkan ereksi sama sekali, walaupun telah mendapatkan rangsangan seksual yang cukup.
  • Kebutuhan Rangsangan yang Lebih Intens: Membutuhkan rangsangan yang lebih kuat atau berkelanjutan untuk mempertahankan ereksi.

Apa Saja Penyebab Disfungsi Ereksi Atau Impotensi

Penyebab disfungsi ereksi bervariasi dan dapat melibatkan faktor-faktor fisik dan psikologis. Secara umum, beberapa penyebab utama meliputi:

  • Masalah Sirkulasi Darah: Gangguan pada pembuluh darah, seperti aterosklerosis, dapat menghambat aliran darah ke penis, yang esensial untuk mencapai ereksi.
  • Kondisi Neurologis: Penyakit atau cedera yang mempengaruhi sistem saraf, seperti stroke, penyakit Parkinson, atau cedera sumsum tulang belakang, bisa mengganggu sinyal-sinyal saraf yang diperlukan untuk ereksi.
  • Masalah Hormonal: Kekurangan hormon, terutama testosteron, dapat mempengaruhi kemampuan ereksi.
  • Faktor Psikologis: Stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya dapat mempengaruhi fungsi seksual.
  • Penggunaan Obat-obatan: Beberapa obat, termasuk antidepresan dan obat tekanan darah tinggi, dapat menyebabkan disfungsi ereksi sebagai efek samping.
  • Penyalahgunaan Zat: Alkohol, nikotin, dan obat-obatan terlarang dapat mempengaruhi kemampuan ereksi.

Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat, karena penyebab disfungsi ereksi bisa kompleks dan beragam.

Kondisi atau penyakit tertentu yang menyebabkan Disfungsi Ereksi Atau Impotensi

Disfungsi ereksi seringkali bukan hanya kondisi mandiri, melainkan juga bisa menjadi gejala dari berbagai masalah kesehatan yang lebih luas. Beberapa kondisi atau penyakit tertentu yang diketahui berkontribusi pada pengembangan disfungsi ereksi meliputi
  • Diabetes: Menyebabkan kerusakan saraf yang berdampak pada sinyal ereksi.
  • Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Dapat merusak pembuluh darah, termasuk di area penis.
  • Hiperlipidemia (Kolesterol Tinggi): Penumpukan plak di pembuluh darah menghambat aliran darah.
  • Penyakit Pembuluh Darah: Gangguan sirkulasi darah seperti penyakit arteri koroner.
  • Penyakit Ginjal Kronis: Pengaruhnya pada keseimbangan hormon dan sirkulasi.
  • Aterosklerosis: Penyempitan pembuluh darah karena penumpukan plak.
  • Penyakit Peyronie: Pembentukan jaringan parut di penis yang dapat menyebabkan ereksi yang menyakitkan atau bengkok.
  • Defisiensi Testosteron: Pengaruh pada gairah seksual dan fungsi ereksi.
  • Stroke: Memengaruhi kontrol otak atas fungsi seksual.
  • Epilepsi: Dapat mengganggu saraf yang terlibat dalam ereksi.
 Pengelolaan kondisi kesehatan ini sering memerlukan pendekatan holistik, termasuk pengobatan medis, perubahan gaya hidup, dan terkadang terapi psikologis
 

Obat-obatan tertentu yang menyebabkan Disfungsi Ereksi Atau Impotensi

Obat-obatan tertentu memang dapat berkontribusi pada terjadinya disfungsi ereksi, biasanya karena mereka mempengaruhi sistem saraf, sirkulasi darah, atau keseimbangan hormon dalam tubuh. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang obat-obatan tersebut:

  • Antidepresan: Dapat mengganggu neurotransmitter yang bertanggung jawab atas gairah seksual dan ereksi.
  • Obat Anti-Kecemasan (Anxiolytics): Bisa menyebabkan relaksasi otot yang berlebihan, termasuk di area penis.
  • Obat Tekanan Darah: Pengaruhnya pada sirkulasi darah dapat mengurangi aliran darah ke penis.
  • Diuretik: Mengurangi volume darah, yang dapat mempengaruhi kemampuan ereksi.
  • Antihistamin: Dapat mengurangi aliran darah dan respons seksual.
  • Obat Kemoterapi: Terkadang memengaruhi fungsi saraf atau hormon.
  • Obat Penyakit Parkinson: Dapat mempengaruhi fungsi saraf yang terlibat dalam proses ereksi.
  • Obat Kanker Prostat: Bisa mempengaruhi hormon dan keseimbangan saraf.
  • Antiaritmia: Memengaruhi irama jantung dan bisa mempengaruhi aliran darah.
  • Obat Penenang: Mengurangi aktivitas saraf yang bisa mempengaruhi gairah dan ereksi.
  • Pelemas Otot: Dapat mempengaruhi otot yang terlibat dalam ereksi.
  • Obat Anti Kejang: Bisa memengaruhi sinyal saraf yang penting untuk inisiasi dan pemeliharaan ereksi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum membuat perubahan pada pengobatan, karena mereka dapat memberikan saran yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Zat yang berpotensi menyebabkan Disfungsi Ereksi Atau Impotensi

Zat yang berpotensi menimbulkan kecanduan, seperti alkohol, nikotin, dan obat-obatan terlarang, juga dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi (DE). Penggunaan zat-zat ini seringkali mempengaruhi sistem saraf pusat, mengganggu sinyal-sinyal saraf yang diperlukan untuk ereksi. Selain itu, zat adiktif ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang mengalirkan darah ke penis, sehingga menghambat proses ereksi. Pengelolaan atau penghentian penggunaan zat-zat ini sering kali penting dalam upaya mengatasi disfungsi ereksi. Berikut ini adalah beberapa contohnya :
  • Alkohol 
  • Amfetamin 
  • Barbiturat 
  • Kokain 
  • Ganja
  • Metadon 
  • Nikotin 
  • Opioid 

Siapa yang terkena disfungsi ereksi?

Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi dapat menimpa pria di berbagai kelompok usia, tetapi risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Pria yang lebih tua lebih sering mengalami disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria yang lebih muda, tetapi ini bukan hanya masalah usia. Faktor lain seperti kondisi kesehatan, gaya hidup, dan masalah psikologis juga memainkan peran penting. Misalnya, pria dengan diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, atau yang mengalami stres dan kecemasan, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami disfungsi ereksi.

Tes apa yang akan dilakukan untuk mendiagnosis disfungsi ereksi?

Untuk mendiagnosis disfungsi ereksi, dokter Anda akan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebab kondisi tersebut. Berdasarkan dugaan awal, beberapa jenis tes yang mungkin direkomendasikan meliputi:

  • Tes Darah: Untuk memeriksa kondisi kesehatan umum dan mendeteksi masalah tertentu.

  • Hitung Darah Lengkap (CBC): Mengidentifikasi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi atau anemia.

  • Panel Lipid: Menilai tingkat kolesterol dan faktor risiko penyakit jantung.

  • Tes Fungsi Hati dan Ginjal: Menilai kesehatan organ-organ vital ini.

  • Tes Fungsi Tiroid dan Testosteron: Memeriksa keseimbangan hormon yang memengaruhi fungsi seksual.

  • Urinalisis: Untuk mendeteksi infeksi atau masalah pada sistem urin.

  • USG Doppler Penis: Menganalisis aliran darah ke penis.

  • Biothesiometri Penis: Mengukur respons saraf di penis.

  • Suntikan Vasoaktif: Untuk mengevaluasi kemampuan ereksi.

  • Angiogram Resonansi Magnetik (MRA): Memeriksa pembuluh darah di area pelvis.

pencegahan disfungsi seksual atau impotensi

Untuk mencegah disfungsi seksual atau impotensi, ada beberapa langkah yang bisa diambil, antara lain:

  • Pola Hidup Sehat: Mengadopsi gaya hidup sehat dengan diet seimbang dan olahraga teratur.
  • Menghindari Rokok dan Alkohol: Rokok dan alkohol dapat memperburuk kondisi kesehatan yang berhubungan dengan disfungsi ereksi.
  • Mengelola Stres: Teknik manajemen stres seperti meditasi dan terapi dapat membantu.
  • Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Deteksi dini dan pengelolaan kondisi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
  • Konsultasi dengan Dokter: Berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah ereksi atau kondisi kesehatan yang berkaitan.

Konsultasi Malasah Anda di Klinik Kirana

Permasalahan disfungsi ereksi (impotensi) adalah permasalahan kesehatan yang cukup kompleks. Karena kondisi ini dapat mengakibatkan permasalahan lain seperti kecemasan, depresi, kurang percaya diri hingga mengalami kesulitan mendapatkan keturunan. Untuk itu, jika mengalami gejala-gejala disfungsi ereksi (impotensi/lemah syahwat), jangan pernah ragu untuk segera memeriksakan diri dan mendapatkan konsultasi di Klinik Kirana. Dengan bantuan profesional kesehatan yang berpengalaman, Anda bisa mendapatkan penilaian kondisi kesehatan secara menyeluruh serta saran pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan individu Anda. Jangan ragu untuk mengambil langkah ini demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
 

Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana

Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial

  • American Urological Association. What Is Erectile Dysfunction (https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/e/erectile-dysfunction-(ed%29) Updated 6/2018. Accessed 8/28/2023.
  • McVary KT. Sexual Dysfunction. In: Loscalzo J, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longo D, Jameson J, eds. Harrison's Principles of Internal Medicine. 21st ed. McGraw Hill; 2022.
  • National Health Service (U.K.). Erectile Dysfunction (Impotence) (https://www.nhs.uk/conditions/erection-problems-erectile-dysfunction/). Updated 8/26/2020. Accessed 8/28/2023.
  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (U.S.) Definition & Facts for Erectile Dysfunction (https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/erectile-dysfunction/definition-facts).

Konsultasi Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!

Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor 082122077347 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.