Penyakit menular seksual (PMS) sangat umum terjadi dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalani tes PMS secara berkala. Frekuensi skrining dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor individu. Berikut beberapa kondisi di mana Anda mungkin perlu melakukan skrining lebih sering:
-
Jika Anda Sedang Hamil Wanita hamil disarankan untuk menjalani skrining PMS sebagai bagian dari perawatan prenatal mereka untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi.
-
Jika Anda Memiliki Banyak Pasangan Seksual Memiliki banyak pasangan seksual meningkatkan risiko terkena PMS, sehingga lebih sering menjalani skrining sangat dianjurkan.
-
Jika Anda Pria yang Berhubungan Seks dengan Pria Pria yang berhubungan seks dengan pria memiliki risiko lebih tinggi terkena PMS tertentu dan sebaiknya menjalani skrining lebih sering.
-
Jika Anda Berhubungan Seks Tanpa Pengaman Seks tanpa pengaman, seperti tanpa kondom, meningkatkan risiko penularan PMS. Oleh karena itu, menjalani skrining secara teratur sangat penting.
-
Jika Anda Berusia di Bawah 25 Tahun Orang yang berusia di bawah 25 tahun, terutama wanita, lebih rentan terhadap beberapa jenis PMS dan disarankan untuk melakukan skrining lebih sering.
-
Jika Pasangan Seksual Anda Terinfeksi PMS Jika pasangan Anda diketahui terinfeksi PMS, sangat penting bagi Anda untuk segera menjalani skrining dan pengobatan yang sesuai.
Mengikuti panduan ini dapat membantu Anda mendeteksi PMS sejak dini dan mengurangi risiko komplikasi serius. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan frekuensi skrining yang sesuai berdasarkan kondisi dan riwayat kesehatan Anda. Tetap menjaga kesehatan seksual Anda dengan menjalani tes secara teratur dan berhubungan seks yang aman.
Kenapa Perlu Melakukan Tes Penyakit Menular Seksual?
Tes penyakit menular seksual (PMS) sangatlah penting karena dapat membantu mendeteksi infeksi yang mungkin tidak menunjukkan gejala pada orang yang terinfeksi. PMS dapat ditularkan melalui berbagai aktivitas seksual, seperti seks vaginal, seks anal, dan seks oral.
Bahkan, wanita hamil atau menyusui juga bisa menularkan penyakit menular seksual pada bayinya. Dengan melakukan tes PMS, Anda dapat mengetahui status kesehatan seksual secara lebih jelas dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk pengobatan dan pencegahan lebih lanjut.
Mengingat bahwa sering kali beberapa PMS tidak menimbulkan gejala apa pun, tes untuk mendeteksi PMS dapat menjadi alat yang sangat penting dalam pencegahan penyebaran infeksi, mencegah komplikasi serius seperti ketidaksuburan, dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan seksual secara keseluruhan.
Jenis Tes untuk Mendiagnosis Penyakit Menular Seksual
Penting untuk melakukan tes untuk mendiagnosis penyakit menular seksual (PMS) secara berkala guna meminimalkan risiko penularan infeksi. Berikut adalah beberapa metode pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) yang umum dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan Fisik
Prosedur pemeriksaan fisik adalah langkah pertama dalam mendiagnosis penyakit menular seksual (PMS). Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mendiagnosis beberapa jenis PMS, seperti herpes genital atau kutil kelamin.
Melalui pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kondisi fisik, seperti luka, benjolan, atau tanda-tanda PMS lain yang muncul pada tubuh pasien. Evaluasi ini membantu dokter dalam mengidentifikasi gejala yang terlihat dan memutuskan langkah pemeriksaan lanjutan yang mungkin diperlukan.
2. Tes Darah dan Tes Urine
Tes darah dan tes urine adalah prosedur umum lainnya untuk mendiagnosis penyakit menular seksual (PMS). PMS seperti klamidia, gonore, sifilis, herpes, trikomoniasis, hepatitis, serta HIV/AIDS dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah dan urine di laboratorium.
Pengambilan sampel darah dilakukan dengan jarum kecil yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan pasien. Sementara itu, sampel urine diambil dengan cara menampung urine di wadah khusus saat buang air kecil.
Pada beberapa kasus, hasil dari tes darah dan urine mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menunjukkan akurasi, terutama jika infeksi baru terjadi.
3. Swab Test
Swab test adalah prosedur pemeriksaan PMS yang menggunakan aplikator, yaitu tongkat kecil dengan kapas di ujungnya, untuk mengambil sampel lendir dari bagian tubuh tertentu. Pada tes PMS, swab test biasanya dilakukan dengan menyeka bagian organ genital, seperti vagina, leher rahim (serviks), anus, atau uretra. Sampel ini kemudian dianalisis di laboratorium untuk mendeteksi adanya PMS.
4. Pap Smear dan Pemeriksaan HPV
Pap smear bukanlah tes khusus untuk mendeteksi penyakit menular seksual (PMS), tetapi digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker serviks dan kanker anus yang dapat berkaitan dengan infeksi HPV (human papillomavirus).
Jika hasil pap smear tidak normal, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan HPV untuk mendeteksi kemungkinan infeksi. Hasil pap smear yang abnormal tidak selalu menunjukkan adanya kanker, tetapi pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk memastikan kondisi pasien.
5. Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah prosedur yang dilakukan dengan mengambil sampel cairan serebrospinal (cairan tulang belakang dan otak) untuk di analisis di laboratorium. Prosedur ini jarang dilakukan untuk mendiagnosis PMS, tetapi bisa direkomendasikan jika ada dugaan sifilis stadium lanjut atau infeksi herpes yang telah memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.
Dokter akan menyuntikkan obat bius ke punggung pasien untuk mengurangi nyeri selama prosedur berlangsung, kemudian memasukkan jarum tipis berongga di antara dua ruas tulang belakang bagian bawah untuk mengambil sampel cairan.
Konsultasi di Klinik Kirana
Klinik Kirana menawarkan layanan kesehatan menyeluruh dan terpercaya untuk penanganan dan pencegahan penyakit menular seksual (PMS). Kami juga berkomitmen untuk menyediakan tenaga medis profesional dan berpengalaman sesuai kebutuhan Anda.
Dengan berkonsultasi di Klinik Kirana, Anda dapat memesan layanan tes kesehatan seksual secara eksklusif di tempat kami. Melalui tes PMS yang kami sediakan, Anda dapat mendeteksi penyakit menular seksual (PMS) yang mungkin Anda alami, sehingga dapat mencegah tertularnya PMS.
Yuk, segera hubungi kami disini: Layanan Penyakit Menular Seksual.
Artikel ini Disusun Oleh Mirna S. Tim Medis Klinik kirana dan Sudah ditinjau oleh : dr. Hadi Purnomo - Kepala Dokter Klinik Kirana
Baca Proses Editorial Klinik Kirana disini : Proses Editorial
- Image by freepik - https://www.freepik.com/free-photo/person-suffering-from-std_29015155.htm
- Cleveland Clinic. STI Testing (STD Testing). Diakses pada 10/05/2024, dari https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/std-testing
- Healthline. How Do STD Tests Work? Diakses pada 10/05/2024, dari https://www.healthline.com/health/sexually-transmitted-diseases/getting-tested
- Mayo Clinic. STD testing: What's right for you? Diakses pada 10/05/2024, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sexually-transmitted-diseases-stds/in-depth/std-testing/art-20046019
Konsultasi Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!
Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor 082122077347 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.